Minggu, 06 Oktober 2013

Makalah Konseling Kebidanan

BAB I
PENDAHULUAN
a)      LATAR BELAKANG
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan yang intensif diantara satu sama lainnya,terutama kelompok primer.Komunikasi kelompok adalah  komunikasi yang dilakukan oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakses oleh kalangan kelompok tersebut. Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka.

b)     TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk menetahui apa itu kegiatan kelompok.
2.      Untuk mengetahui pengorganisasian kegiatan
kegiatan kelompok.
3.      Untuk mengetahui cara membangun tim/ team building.
4.      Untuk mengetahui strategi menghadapi kelompok peserta
yang kurang mendukung kelancaran kegiatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kegiatan Kelompok
1.      Pengertian
Dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan yang sama-sama memiliki sedikitnya satu tujuan. Orang-orang yang terlibat biasanya mengisi peran-peran dan mentaati peraturan-peraturan dan norma-norma yang secara implicit dan eksplicit disetujui diantara para anggotanya.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu samalain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang kereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana).
Kelompok mempunyai tujuan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan kata lain, kelompok mempunyai dua tanda psiologis, yaitu :
a)      Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok, yang tidak dimiliki orang yang bukan kelompok.
b)   Nasib anggota-anggota kelompok sangat tergantung sehingga hasil setiap orang terkait dengan cara tertentu dengan hasil yang lain. (Baron dan Byme, 1997.)

2.      Karakteristik kelompok
a)      Anggota-anggotanya memiliki hubungan tatap muka.
b)      Terdapat lebih dari satu anggota.
c)      Anggota-anggotanya memiliki tujuan atau maksud bersama.
d)     Anggota-anggotanya dibeda-bedakan kedalam struktur.
e)      Anggota-anggotanya menganut sekumpulan norma-norma.
f)       Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.
g)   Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota satu kelompok.
h)      Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
i)   Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

3.      Klasifikasi kelompok dan karakteristik komunikasinya
a)      Kelompok primer dan sekunder
(Charles Horton Cooley pada tahun 1909), mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan, kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
*      Kelompok ini dibedakan berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut :
1.      Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
2.  Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
3.   Komunikasi kelompok primer lebih menekan aspek hubungan dari pada  aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalh sebaliknya.
4.      Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

b)     Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan, kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri sendiri atau untuk membentu sikap.
c)      Kelompok deskriptif dan kelompok preskriptif
Jhon F. Cragan dan David W. Wright  (1980) membagi kelompok menjadi dua deskriptif dan preskriptif. Kategori deskriptif, menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Kategori preskriptif, mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untukmencapai tujuannya.
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Jalauddin Rakhmat (2005) meyakini bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik kelompok, yaitu :
a)      Faktor situasional : karakteristik kelompok, meliputi :
1)      Ukuran kelompok
Hubungan  antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan suatu kesepakatan/keputusan ataupun penilaian tunggal.
2)      Jaringan komunikasi
Dalam sebuah ruangan, komunikator berbicara di depan, menghadapi barisan sejajar, diduduki oleh audiens. Pada, kesempatan lain, duduk melingkari meja bundar. Perbedaan pengaturan ruang ini ternyata menimbulkan perbedaan pola komunikasi.
3)      Kohesi kelompok
kohesi kelompok di definisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Mcdavid dan Harari menyarankan bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut : ketertarikan anggota secara inter personal pada satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok.
4)      Kepemimpinan
Adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.

b)     Faktor personal :  karakteristik anggota kelompok, meliputi :
1.      Kebutuhan
William C. Schultz (1996) merumuskan teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan interpersonal sebagai berikut :
a)      Ingin masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).
b)      Ingin mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).
c)      Ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok lain.
2.      Tindak komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal).
3.      Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok).

B.     Pengorganisasian Kegiatan Kelompok
Langkah-langkah penyelenggaraan kegiatan kelompok.
1.      Perencanaan kegiatan
Untuk mempersiapkan suatu kegiatan kelompok ada delapan pertanyaan inti sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, meliputi :
a)      Apa masalah atau topik kegiatan.
b)       Siapa yang menjadi peserta kegiatan.sasaran kegiatan.
c)      Sasaran kegiatan.
d)     Dimana dan berapa lama waktu yang digunakan untuk mencapai sasaran.
e)      Metode yang sesuai untuk kegiatan.
f)       Perlengkapan yang digunakan (alat bantu visual atau audio).
g)   Pertanyaan-pertanyaan atau pencarian kelompok yang digunakan untuk memberikan semangat atau memulai kegiatan.
h)      Evaluasi efektivitas keluarga.

2.      Mempersiapkan tempat
a)      Persiapan rungan dan perlengkapannya.
b)      Persiapan alat tulis, alat bantu visual, materi cetak dalamjumlah yang cukup.
c)      Persiapan tempat duduk.
d)     Pengeras suara.
e)      Meletakkan alat bantu visual pada tempat yang sesuai dengan kebutuhan.

3.      Melakukan kegiatan kelompok
Setiap kegiatan kelompok memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
a.       Pembukaan yang efektif.
pembukaan akan menentukan jalannya presentasi atau diskusi kelompok. Pembukaan dapat membuat sukses atau menggagalkan kegiatan tersebut. Pembukaan yang baik akan :
1.      Menarik perhatian peserta.
2.      Membina hubungan baik dengan peserta.
3.      Memperkenalkan topik, tujuan kegiatan dan pentingnya kegiatan untuk peserta.
4.      Mengantisipasi kelanjutan presentasi atau diskusi.
b.      Bagian utama dari kegiatan.
Mencakup informasi-infomasi utama yang perlu diberikanselam kegiatan. Bagian ini diorganisasikan sebagai sebuah daftar mengenai pokok-pokok utama. Setiap pokok ini memiliki bukti-bukti yang mendukung seperti fakta-fakta, angka-angka, contoh-contoh, dan rasional-rasional bagi presentasi.
c.       Bagian penutup.
merupakan salah satu bagian terpenting dari keseluruhan kegiatan. Sehinnga perlu meringkas atau menyatakan kembali pokok terpenting dan berisikan pernyataan bersifat menguntungkan dimana menjelaskan kepada para peserta tentang pentingnya tema kegiatan bagi peserta.
4.      Mengevaluasi kegiatan kelompok.
Evaluasi adalah bagian penting dalam sebuah proses komunikasi. Yang penting dalam mengevaluasi kegiatan kelompok adalah waktu melakukannya dan bagaimana melakukannya.
Mengevaluasi kegiatan kelompok merupakan hal penting karena :
a.       Menganalisa kebutuhan para peserta untuk mempersiakan pembicaraan dimasa mendatang.
b.      Memperbaiki pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang.
c.       Mengetahui dampak dari kegiatan kelompok dan menentukan apakah tujuan telah teercapai.

C.    Membangun tim atau kelompok (team building)
1.      Pengertian
Team building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi.
2.      Perlunya membangun tim/ team building
pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team building, antara lain :
a.       Kondisi kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil kerja tim.
b.      Pucuk pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian sebuah kelompok.
c.   Terjadi kurang pengertian antara sesama anggota kelompok, tidak ada arahan dan semangat kerja yang timbul dalam suatu kelompok, sehingga kelompok kehilangan arah kerja.
d.  Dalam kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat bekerja bersama dalam kelompok.
e.  Kurangnya rasa percaya diri antara sesame anggota tim, tidak dapat dicapai kesepakatan terhadap tujuan bersama tim dan adanya ketidaktahuan akan kemungkinan peluang yang dapat dilakukan oleh anggota tim.
3.      . Manfaat membangun tim/ team builbing
Team building yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula.
a.       Bagi pimpinan tim/ kelompok
1)      Pimpinan tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif.
2)   Pimpinan tim mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya, dengan lebih memperhatikan kepentingan dan tanggung jawb kelompok dibandingkan kepentingan pribadi.
3)  Terdapat apresiasi yang lebih besar dari pimpinan terhadap kebutuhan anggota tim dan bagian-bagian dalam tim.
4)    Pimpinan menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung kepada anggota tim sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan anggota tim.
b.      Bagi anggota tim/ kelompok
1)   Sebagian besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa terikat oleh hirarki.
2)      Terdapat ruang yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi, bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri (ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
3)    Komunikasi dan dialog antar sesama anggota kelompok menjdi lebih bebas dan terbuka, yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
4)    Banyak masalah antar pribadi  sesame anggota tim/ kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah karena keterbukaan semua anggota tim.
c.       Bagi pelaksanaan kerja tim/ kelompok
1)       Pertemuan tim/ kelompok menjadi lebih terstruktur dan efektif.
2)  Hasil yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesame peserta.
3) Terjadi perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan kemampuan dalam mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih professional.
4)      Komitmen yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
5)      Tingkat komunikasi dengan kelompok menjadi lebih efektif.

D.    Startegi menghadapi kelompok peserta yang kurang mendukung kelancara kegiatan
1.      Tipe Pasif
Strateginya :
a)      Ajukan pertanyaan langsung pada peserta bersangkutan.
b)      Mintalah menulis komentar atau jawaban pertanyaan.
c)      Merubah metode penyampaian dengan kegiatan yang lebih menarik.
2.      Tipe Anggresif
Strateginya :
a)      Berikan kesempatan dan curahkan perasaan-perasaan tentang keadaan.
b)  Jangan menganggap orang tersebut mewakili kelompok, cek dengan kelompok (apakah semua orang berfikir seperti ini).
c)      Prakarsai diskusi secara pribadi.
3.       Tipe Banyak Bicara
Stateginya :
a)  Beri tanggung jawab tertentu atau berikan kesempatan berperan sebagai pemimpin kelompok.
b) Jika perlu bberi tahu peserta yang banyak bicara ini bahwa pendapatnya menarik, tetapi kita juga membutuhkan pendapat yang lain.
c)   Beri tugas menulis secara rinci tentang pendapatnya pada secarik kertas.
4.      Tipe pesimis
Strateginya :
a)      Beri jawaban yang lebih positif atas ungkapan-ungkapan pesimisnya.
b)      Jadilah pendengar pasif.
c)      Tanyakan pendapat anggota kelompok lainnya tentang pendapat si pesimis tadi.
5.      Tipe Pelawak
Strateginya :
a)      Beri mereka tanggung jawab.
b)      Ajukan pertanyaan atau mintalah pendapat dan abaikan kata-kata lawakan mereka.
c)      Pertimbangkan bahwa lawakan tertentu bisa mencairkan suasana.

BAB III
PENUTUP
a.      Kesimpulan
Kegiatan kelompok merupakan salah satu kegiatan bidan, dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman lebih tentang bagaimana menciptakan kegiatan tim/ kelompok yang baik dan intensif. Dengan memilih pimpinan tim/ kelompok yang baik, maka akan menciptakan anggota serta kegiatan tim/ kelompok yang profesional. Kegiatan kelompok juga mampu membuat kita lebih mengetahui karakter masing-masing dari setiap anggota ataupun setiap orang yang berpartisipasi dalam diskusi/ kegiatan kelompok.
b.      Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah berikutnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar