BAB I
PENDAHULUAN
a)
LATAR
BELAKANG
Kelompok adalah sekumpulan orang-orang yang
terdiri dari tiga orang atau lebih. Kelompok memiliki hubungan
yang intensif diantara satu sama lainnya,terutama kelompok primer.Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang dilakukan
oleh lebih dari dua orang, tetapi dalam jumlah terbatas dan materi komunikasi hanya diakses oleh kalangan kelompok tersebut. Kelompok kecil adalah sekumpulan perorangan
yang relatif kecil yang masing-masing dihubungkan oleh beberapa tujuan yang
sama dan mempunyai derajat organisasi tertentu diantara mereka.
b)
TUJUAN
PENULISAN
1. Untuk
menetahui apa itu kegiatan kelompok.
2. Untuk
mengetahui pengorganisasian kegiatan
kegiatan kelompok.
kegiatan kelompok.
3. Untuk
mengetahui cara membangun tim/ team
building.
4. Untuk
mengetahui strategi menghadapi kelompok peserta
yang kurang mendukung kelancaran kegiatan.
yang kurang mendukung kelancaran kegiatan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kegiatan
Kelompok
1.
Pengertian
Dua orang atau lebih yang berinteraksi
satu sama lain untuk satu tujuan tertentu dan yang sama-sama memiliki
sedikitnya satu tujuan. Orang-orang yang terlibat biasanya mengisi peran-peran
dan mentaati peraturan-peraturan dan norma-norma yang secara implicit dan
eksplicit disetujui diantara para anggotanya.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu samalain untuk mencapai tujuan
bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang kereka sebagai bagian dari
kelompok tersebut (Deddy Mulyana).
Kelompok mempunyai tujuan organisasi
(tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi di antara anggota-anggotanya.
Jadi, dengan kata lain, kelompok mempunyai dua tanda psiologis, yaitu :
a) Anggota-anggota
kelompok merasa terikat dengan kelompok, yang tidak dimiliki orang yang bukan
kelompok.
b) Nasib
anggota-anggota kelompok sangat tergantung sehingga hasil setiap orang terkait
dengan cara tertentu dengan hasil yang lain. (Baron dan Byme, 1997.)
2.
Karakteristik
kelompok
a) Anggota-anggotanya
memiliki hubungan tatap muka.
b) Terdapat
lebih dari satu anggota.
c) Anggota-anggotanya
memiliki tujuan atau maksud bersama.
d) Anggota-anggotanya
dibeda-bedakan kedalam struktur.
e) Anggota-anggotanya
menganut sekumpulan norma-norma.
f) Terdiri
dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non
verbal.
g) Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh
satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota satu kelompok.
h) Anggota
kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.
i) Individu yang tergabung dalam kelompok,
saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan
anggota kelompoknya.
3.
Klasifikasi
kelompok dan karakteristik komunikasinya
a)
Kelompok
primer dan sekunder
(Charles Horton Cooley
pada tahun 1909), mengatakan bahwa kelompok primer
adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan
menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan, kelompok sekunder
adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak
personal, dan tidak menyentuh hati kita.

1. Kualitas
komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
2. Komunikasi
pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder
nonpersonal.
3. Komunikasi
kelompok primer lebih menekan aspek hubungan dari pada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder adalh
sebaliknya.
4. Komunikasi
kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
b)
Kelompok
keanggotaan dan kelompok rujukan
Theodore Newcomb (1930)
melahirkan
istilah kelompok keanggotaan (membership
group) dan kelompok rujukan (reference
group). Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara
administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu. Sedangkan, kelompok
rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri
sendiri atau untuk membentu sikap.
c)
Kelompok
deskriptif dan kelompok preskriptif
Jhon F. Cragan dan
David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua deskriptif dan preskriptif. Kategori deskriptif,
menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya
secara alamiah. Kategori preskriptif, mengklasifikasikan
kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota
kelompok untukmencapai tujuannya.
4.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keefektifan kelompok
Jalauddin Rakhmat (2005) meyakini
bahwa faktor-faktor keefektifan kelompok dapat dilacak pada karakteristik
kelompok, yaitu :
a)
Faktor
situasional : karakteristik kelompok, meliputi :
1)
Ukuran
kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan suatu kesepakatan/keputusan ataupun penilaian tunggal.
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok. Tugas kelompok dapat dibedakan dua macam, yaitu tugas koaktif dan interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan suatu kesepakatan/keputusan ataupun penilaian tunggal.
2)
Jaringan
komunikasi
Dalam sebuah ruangan, komunikator berbicara di depan, menghadapi barisan sejajar, diduduki oleh audiens. Pada, kesempatan lain, duduk melingkari meja bundar. Perbedaan pengaturan ruang ini ternyata menimbulkan perbedaan pola komunikasi.
Dalam sebuah ruangan, komunikator berbicara di depan, menghadapi barisan sejajar, diduduki oleh audiens. Pada, kesempatan lain, duduk melingkari meja bundar. Perbedaan pengaturan ruang ini ternyata menimbulkan perbedaan pola komunikasi.
3)
Kohesi
kelompok
kohesi kelompok di definisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Mcdavid dan Harari menyarankan bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut : ketertarikan anggota secara inter personal pada satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok.
kohesi kelompok di definisikan sebagai kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Mcdavid dan Harari menyarankan bahwa kohesi diukur dari beberapa faktor sebagai berikut : ketertarikan anggota secara inter personal pada satu sama lain, ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok.
4)
Kepemimpinan
Adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
Adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok.
b)
Faktor
personal : karakteristik anggota
kelompok, meliputi :
1.
Kebutuhan
William C. Schultz (1996) merumuskan teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan interpersonal sebagai berikut :
William C. Schultz (1996) merumuskan teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relations Orientation), menurutnya orang menjadi anggota kelompok karena didorong oleh tiga kebutuhan interpersonal sebagai berikut :
a) Ingin
masuk menjadi bagian kelompok (inclusion).
b) Ingin
mengendalikan orang lain dalam tatanan hierakis (control).
c) Ingin
memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok lain.
2.
Tindak
komunikasi
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal).
Mana kala kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi (secara verbal maupun nonverbal).
3.
Peranan
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok).
Seperti tindak komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang lebih baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja (yang tidak jarang menghambat kemajuan kelompok).
B.
Pengorganisasian
Kegiatan Kelompok
Langkah-langkah
penyelenggaraan kegiatan kelompok.
1.
Perencanaan
kegiatan
Untuk mempersiapkan suatu kegiatan kelompok ada delapan pertanyaan inti sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, meliputi :
Untuk mempersiapkan suatu kegiatan kelompok ada delapan pertanyaan inti sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, meliputi :
a) Apa
masalah atau topik kegiatan.
b) Siapa yang menjadi peserta kegiatan.sasaran
kegiatan.
c) Sasaran
kegiatan.
d) Dimana
dan berapa lama waktu yang digunakan untuk mencapai sasaran.
e) Metode
yang sesuai untuk kegiatan.
f) Perlengkapan
yang digunakan (alat bantu visual atau audio).
g) Pertanyaan-pertanyaan
atau pencarian kelompok yang digunakan untuk memberikan semangat atau memulai
kegiatan.
h) Evaluasi
efektivitas keluarga.
2.
Mempersiapkan
tempat
a) Persiapan
rungan dan perlengkapannya.
b) Persiapan
alat tulis, alat bantu visual, materi cetak dalamjumlah yang cukup.
c) Persiapan
tempat duduk.
d) Pengeras
suara.
e) Meletakkan
alat bantu visual pada tempat yang sesuai dengan kebutuhan.
3.
Melakukan
kegiatan kelompok
Setiap
kegiatan kelompok memiliki bagian-bagian sebagai berikut :
a. Pembukaan
yang efektif.
pembukaan akan menentukan jalannya presentasi atau diskusi kelompok. Pembukaan dapat membuat sukses atau menggagalkan kegiatan tersebut. Pembukaan yang baik akan :
pembukaan akan menentukan jalannya presentasi atau diskusi kelompok. Pembukaan dapat membuat sukses atau menggagalkan kegiatan tersebut. Pembukaan yang baik akan :
1. Menarik
perhatian peserta.
2. Membina
hubungan baik dengan peserta.
3. Memperkenalkan
topik, tujuan kegiatan dan pentingnya kegiatan untuk peserta.
4. Mengantisipasi
kelanjutan presentasi atau diskusi.
b. Bagian
utama dari kegiatan.
Mencakup informasi-infomasi utama yang perlu diberikanselam kegiatan. Bagian ini diorganisasikan sebagai sebuah daftar mengenai pokok-pokok utama. Setiap pokok ini memiliki bukti-bukti yang mendukung seperti fakta-fakta, angka-angka, contoh-contoh, dan rasional-rasional bagi presentasi.
Mencakup informasi-infomasi utama yang perlu diberikanselam kegiatan. Bagian ini diorganisasikan sebagai sebuah daftar mengenai pokok-pokok utama. Setiap pokok ini memiliki bukti-bukti yang mendukung seperti fakta-fakta, angka-angka, contoh-contoh, dan rasional-rasional bagi presentasi.
c. Bagian
penutup.
merupakan salah satu bagian terpenting dari keseluruhan kegiatan. Sehinnga perlu meringkas atau menyatakan kembali pokok terpenting dan berisikan pernyataan bersifat menguntungkan dimana menjelaskan kepada para peserta tentang pentingnya tema kegiatan bagi peserta.
merupakan salah satu bagian terpenting dari keseluruhan kegiatan. Sehinnga perlu meringkas atau menyatakan kembali pokok terpenting dan berisikan pernyataan bersifat menguntungkan dimana menjelaskan kepada para peserta tentang pentingnya tema kegiatan bagi peserta.
4.
Mengevaluasi
kegiatan kelompok.
Evaluasi
adalah bagian penting dalam sebuah proses komunikasi. Yang penting dalam
mengevaluasi kegiatan kelompok adalah waktu melakukannya dan bagaimana
melakukannya.
Mengevaluasi
kegiatan kelompok merupakan hal penting karena :
a. Menganalisa
kebutuhan para peserta untuk mempersiakan pembicaraan dimasa mendatang.
b. Memperbaiki
pelaksanaan kegiatan di masa yang akan datang.
c. Mengetahui
dampak dari kegiatan kelompok dan menentukan apakah tujuan telah teercapai.
C.
Membangun
tim atau kelompok (team building)
1.
Pengertian
Team building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi.
Team building adalah suatu upaya yang dibuat secara sadar untuk mengembangkan kerja kelompok dalam suatu organisasi.
2.
Perlunya
membangun tim/ team building
pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team building, antara lain :
pada prinsipnya kita memerlukan team building untuk memperbaiki kinerja kelompok yang kita miliki, namun ada beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaan team building, antara lain :
a. Kondisi
kelompok yang memerlukan peningkatan moralitas dan hasil kerja tim.
b. Pucuk
pimpinan yang jarang berfikir dan bertindak sebagai bagian sebuah kelompok.
c. Terjadi
kurang pengertian antara sesama anggota kelompok, tidak ada arahan dan semangat
kerja yang timbul dalam suatu kelompok, sehingga kelompok kehilangan arah
kerja.
d. Dalam
kelompok baru dimana terdapat beberapa individu yang menonjol tapi tidak dapat
bekerja bersama dalam kelompok.
e. Kurangnya
rasa percaya diri antara sesame anggota tim, tidak dapat dicapai kesepakatan
terhadap tujuan bersama tim dan adanya ketidaktahuan akan kemungkinan peluang yang
dapat dilakukan oleh anggota tim.
3.
. Manfaat membangun tim/ team
builbing
Team building
yang dilakukan secara benar dan berkesinambungan akan memberikan hasil
perubahan yang seringkali jauh lebih baik dari dugaan semula.
a. Bagi
pimpinan tim/ kelompok
1) Pimpinan
tim akan menjadi lebih kuat dan lebih efektif.
2) Pimpinan
tim mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya, dengan lebih memperhatikan
kepentingan dan tanggung jawb kelompok dibandingkan kepentingan pribadi.
3) Terdapat
apresiasi yang lebih besar dari pimpinan terhadap kebutuhan anggota tim dan
bagian-bagian dalam tim.
4) Pimpinan
menjadi lebih mampu untuk berkomunikasi secara langsung kepada anggota tim
sehingga terjadi hubungan pengertian yang lebih baik antara pimpinan dan
anggota tim.
b. Bagi
anggota tim/ kelompok
1) Sebagian
besar individu memiliki pendekatan yang lebih persuasif, toleransi menjadi
lebih tinggi dan memiliki kepercayaan untuk mengajukan argumentasi tanpa
terikat oleh hirarki.
2) Terdapat
ruang yang lebih terbuka untuk mengakui beberapa kelemahan-kelemahan pribadi,
bahkan kadangkala tidak jarang yang mengundurkan diri karena kesadaran diri
(ini bukan penyelesaian yang diharapkan).
3) Komunikasi
dan dialog antar sesama anggota kelompok menjdi lebih bebas dan terbuka, yang
selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam perkembangan kelompok.
4) Banyak
masalah antar pribadi sesame anggota
tim/ kelompok yang selama ini mengganjal dapat dipecahkan dengan lebih mudah
karena keterbukaan semua anggota tim.
c. Bagi
pelaksanaan kerja tim/ kelompok
1) Pertemuan tim/ kelompok menjadi lebih
terstruktur dan efektif.
2) Hasil
yang diperoleh lebih dapat diterima dan terdistribusi dengan baik kepada sesame
peserta.
3) Terjadi
perbaikan kerja dalam mencapai sasaran, peningkatan kemampuan dalam
mengevaluasi individu dan kelompok dengan cara yang lebih professional.
4) Komitmen
yang lebih kuat terhadap sasaran-sasaran baru.
5) Tingkat
komunikasi dengan kelompok menjadi lebih efektif.
D.
Startegi
menghadapi kelompok peserta yang kurang mendukung kelancara kegiatan
1. Tipe
Pasif
Strateginya :
Strateginya :
a) Ajukan
pertanyaan langsung pada peserta bersangkutan.
b) Mintalah
menulis komentar atau jawaban pertanyaan.
c) Merubah
metode penyampaian dengan kegiatan yang lebih menarik.
2. Tipe
Anggresif
Strateginya :
Strateginya :
a) Berikan
kesempatan dan curahkan perasaan-perasaan tentang keadaan.
b) Jangan
menganggap orang tersebut mewakili kelompok, cek dengan kelompok (apakah semua
orang berfikir seperti ini).
c) Prakarsai
diskusi secara pribadi.
3. Tipe Banyak Bicara
Stateginya :
Stateginya :
a) Beri
tanggung jawab tertentu atau berikan kesempatan berperan sebagai pemimpin
kelompok.
b) Jika
perlu bberi tahu peserta yang banyak bicara ini bahwa pendapatnya menarik,
tetapi kita juga membutuhkan pendapat yang lain.
c) Beri
tugas menulis secara rinci tentang pendapatnya pada secarik kertas.
4. Tipe
pesimis
Strateginya :
Strateginya :
a) Beri
jawaban yang lebih positif atas ungkapan-ungkapan pesimisnya.
b) Jadilah
pendengar pasif.
c) Tanyakan
pendapat anggota kelompok lainnya tentang pendapat si pesimis tadi.
5. Tipe
Pelawak
Strateginya :
Strateginya :
a) Beri
mereka tanggung jawab.
b) Ajukan
pertanyaan atau mintalah pendapat dan abaikan kata-kata lawakan mereka.
c) Pertimbangkan
bahwa lawakan tertentu bisa mencairkan suasana.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Kegiatan
kelompok merupakan salah satu kegiatan bidan, dapat memberikan pengetahuan dan
pengalaman lebih tentang bagaimana menciptakan kegiatan tim/ kelompok yang baik
dan intensif. Dengan memilih pimpinan tim/ kelompok yang baik, maka akan
menciptakan anggota serta kegiatan tim/ kelompok yang profesional. Kegiatan
kelompok juga mampu membuat kita lebih mengetahui karakter masing-masing dari
setiap anggota ataupun setiap orang yang berpartisipasi dalam diskusi/ kegiatan
kelompok.
b.
Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari
seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini dan sebagai perbaikan dalam
pembuatan makalah-makalah berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar